Selasa, 20 Juli 2010

Tak Dapat Tiket, Puluhan Penumpang Kapal Ngamuk

GRESIK - Kegiatan penjualan tiket Kapal Motor Penumpang (KMP) Dharma Kartika di Terminal Pelabuhan Gresik ricuh. Diduga, penumpang kecewa karena tiket diborongkan ke oknum pemilik penginapan. Padahal di terminal penumpang, sebanyak dua kali lipat dari kapasitas kapal tidak terlayani.

Kericuhan terjadi sekira pukul 08.00 WIB, tepat saat loket dibuka. Saat itu ratusan penumpang yang hendak berlayar ke Bawean antri di loket. Jumlahnya mencapai dua kali lipat kapasitas kapal yang berkisar 240 orang. Ironisnya, dalam waktu 10-15 menit, petugas menyampaikan tiket terjual habis.

Melihat kenyataan itu calon penumpang emosi. Mereka menuding penjaga loket kapal menipu calon penumpang, mengingat beredar isu 70 persen tiket kapal diborong salah satu pengusaha angkutan di pelabuhan yang juga pemilik penginapan.

"Ini tidak adil. Kami ingin kembali ke Bawean dan sudah antre di sini sejak pukul 06.00 WIB, tapi kok tidak kebagian," teriak Ilham Rifak, warga Tanjungori Kecamatan Tambak, di depan loket penjualan, Selasa (20/7/2010).

Mendapat keluhan calon penumpang, pihak penjual tiket tidak bisa berbuat banyak karena terbentur aturan kuota kursi penumpang. Hal itu semakin membuat calon penumpang emosi dan mulai berteriak-teriak meminta disediakan tiket. Bahkan, Hamid (37) asal Desa Sidogedung Batu, Kecamatan Sangkapura sempat mendobrak pintu penjualan tiket.

Untungnya Muhajir, anggota DPRD Gresik asal Bawean, mengambil inisiatif dengan turun tangan. Sekretaris FKB DPRD Gresik ini meminta warga Bawean bersabar karena persoalan kuota tiket meyangkut keselamatan penumpang dalam pelayaran di laut. Dia menjelaskan persoalan tiket kapal kerap terjadi dan diduga adanya permainan tiket yang dilakukan di pelabuhan.

"Kami akan membawa masalah ini dalam rapat di Komisi DPRD Gresik. Tujuannya agar tidak lagi terjadi antrian dan rebutan tiket kapal," kata Muhajir.

Antrian itu terjadi sejak Adpel melarang KM Ekspres Bahari 8-B berlayar, karena ombak mencapai hingga 3 meter. Praktis yang berlayar hanya KMP Dharma Kartika. Akibatnya banyak penumpang yang tidak tertampung, karena KMP Dharma Kartika kapasitasnya hanya 240 orang penumpang.

Kepala Adpel Gresik Abdul Aziz saat dikonfirmasi menjelaskan, pihaknya memang masih belum memperbolehkan kapal penyeberangan mengarungi perairan Pulau Bawean. Sebab, ombaknya masih cukup tinggi, sekitar 2,5 meter.

"Ombak yang begitu tinggi sangat riskan bagi kapal penyeberangan Gresik-Bawean. Terutama kapal Express Bahari yang terbuat dari fiberglas," ujarnya.

Dijelaskan, larangan tidak berlayar dikeluarkan setelah mendapat keterangan dari Badan Meterologi dan Geofisika (BMKG) Juanda ketinggian ombak laut Jawa antara 1,5 hingga 2,5 meter. "Larangan tak hanya kepada kapal yang melalui pelabuhan dermaga Gresik saja namun nelayan juga kami imbau agar jangan melaut dulu, sebelum ada pemberitahuan dari BMG ombak kembali normal," jelasnya.

Saat ini tinggi gelombang di perairan Gresik memang cenderung turun jika dibandingkan dengan minggu lalu yang mencapai 3 meter lebih. "Sekarang (kemarin) tinggi gelombang antara 0,8 meter sampai 2 meter. Karena cuaca belum menentu itu, EB belum berangkat," tandasnya



Tidak ada komentar:

Posting Komentar