Minggu, 18 Juli 2010

Pasca Amuk Massa, Anak-anak Trauma ke Sekolah

BANJARBARU - Sejumlah anak korban amuk massa di Kampung Baru, Kelurahan Cempaka, Banjarbaru, memutuskan untuk sementara tidak. Mereka mengaku trauma dengan peristiwa perusakan rumah orangtua mereka yang terjadi, Jumat (16/7/2010).
"Saya sudah beli seragam dan peralatan sekolah. Harusnya, hari ini masuk. Namun saya tidak berani ke sekolah, trauma," ujar Muslimin (15), putra pasangan Astiwar dan Mama Madi, Minggu (18/7/2010).
Muslimin adalah siswa baru SMPN 3 Banjarbaru. Untuk masuk ke sekolah pilihannya itu, dia mengaku harus menguras tabungan sebesar Rp 260 ribu.
"Sejak kelas 2 SD saya bekerja sebagai penyadap karet di Gunung Kupang, dapat upah Rp 20 ribu seminggu. Saya sisihkan, hanya mengambil Rp 5.000 untuk uang jajan satu minggu. Selebihnya untuk orangtua dan tabungan biaya masuk SMP," katanya.
Bocah yang mengenakan kaos lusuh warna merah mengaku takut ke sekolah, karena khawatir jadi sasaran amuk warga.
Dari 24 warga yang berlindung di Polresta Banjarbaru tersebut, masih ada anak seusia Muslimin yang terpaksa harus mengurungkan niat ikut belajar ke sekolah barunya yaitu Sunardi dan Syaifullah.
Bahkan, bagi ada juga siswa yang duduk di bangku sekolah dasar seperti Adam, Rudi Anissa, terpaksa memutuskan tidak ke sekolah karena trauma. Mereka memilih untuk berlindung bersama orangtua.
Hingga kemarin, para pengungsi itu tetap tinggal di Mapolresta Banjarbaru. Benda-benda yang berhasil mereka selamatkan seperti kasur usang ditumpuk di ruang latihan tembak Polresta Banjarbaru. Di ruang itu ada juga bundelan-bundelan kain berisi pakaian dan alat dapur.
Seperti diketahui, perusakan rumah itu dipicu oleh ulah oleh dilakukan Rohim yang mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi. Namun tidak terima saat ditegur Isam.
Dia memukul Isam dan membuat warga marah. Mereka mendatangi Rohim dan memukulinya hingga babak belur. Untung saja, jiwa Rohim terselamatkan dengan kedatangan personel Polsek Cempaka.
Meski demikian, kemarahan warga belum hilang. Mereka mendatangi sejumlah rumah yang dihuni 'saudara' Rohim. Warga merusak rumah-rumah itu dengan cara melemparinya dengan batu. Penghuninya pun diusir.
Tergantung Hasil Pertemuan
Madi, salah satu korban perusakan rumah mengaku tidak mungkin lagi kembali ke Cempaka. Bersama warga lain, dia akan mencari tempat tinggal baru di daerah lain. "Kemungkinan ke Banjarmasin. Di sana kami punya saudara, mereka tersebar di Trisakti, Belitung, Kelayan. Untuk kembali ke Cempaka tidak mungkin. Anak-anak terpaksa sementara tidak sekolah. Nanti dilanjutkan di tempat baru," ujarnya.
Disinggung mengenai harta benda di Kampung Baru. Dia mengatakan masih menunggu hasil pertemuan. "Semoga bisa dijual dan hasilnya bisa dikembalikan kepada kami dengan adil," katanya.
Pantauan BPost, Kelurahan Cempaka relatif kondusif. Rumah warga yang dirusak masih dipasangi police line. Sejumlah polisi masih berjaga di lokasi.
Ketua Forum Warga Madura Kota Banjarbaru H Marhalam, mengatakan, nasib pengungsi akan ditentukan pada pertemuan hari ini. Kapolresta Banjarbaru Aby Nursetyanto menambahkan, pertemuan itu akan dihadiri perwakilan warga, tokoh agama dan masyarakat, dan unsur muspika.
(kur)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar